3 Tahun Memimpin Tarakan, 16 Program Unggulan Terealisasi. IPM Tumbuh, Angka Pengangguran Menurun
TARAKAN - Tepat Satu Maret Tiga Tahun yang lalu,
pasangan dr. H. Khairul, M.Kes dan Effendhi Djuprianto
resmi
dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tarakan.
Dengan
mengusung visi Terwujudnya Tarakan sebagai Kota Maju dan Sejahtera melalui
smart city, kedua pasangan ini segera bekerja untuk mewujudkan berbagai target
pembangunan yang telah dicanangkan.
Di minggu-minggu
pertamanya, Wali Kota segera merealisasikan janjinya untuk mengoperasionalkan
Rumah Sakit Umum Kota Tarakan, membuka kembali layanan Puskesmas 24 jam, dan
menjalankan layanan 112 one call one number. Sebuah langkah berani yang bila
dilihat dari “kacamata” masa kini, keputusan tersebut sangat tepat mengingat
persissatu tahun setelahnya Indonesia dihadapkan pada pandemi. Infrastruktur
yang andal dan pelayanan kesehatan yang prima telah banyak sekali berperan
dalam penanganan pandemi Covid-19 di Kota Tarakan.
Pandemi pun membawa efek
yang luar biasa, bukan hanya di sektor kesehatan, namun juga di bidang
perekonomian, sosial, dan kemasyarakatan. Pemerintah Kota Tarakan pun
dihadapkan pada potensi penurunan Pendapatan Asli Daerah yang tergerus akibat
pandemi. Keterbatasan fiskal, yang memang selama ini menjadi tantangan, semakin
dihadapkan pada situasi yang kurang menguntungkan, termasuk dengan adanya
refokusing anggaran dalam rangka penanganan pandemi.
Namun
sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang, Di setiap tantangan, selalu
ada peluang. Dengan segudang pengalaman dan gaya kepemimpinan yang efektif
bekal utama bagi Wali Kota dr. H. Khairul, M.Kes merealisasikan berbagai janji
pembangunannya bagi Kota Tarakan bersama Wakil Wali Kota Effendhi Djuprianto.
Ia pun selalu berpesan bagi jajarannya untuk fokus pada hal-hal yang prioritas
dan menjadi kebutuhan masyarakat.
Tercatat, 16 program
unggulan yang ditawarkannya bagi masyarakat telah terealisasi, Mulai dari Pemberdayaan
Rukun Tetangga yang melalui alokasi minimal Rp 50-200 juta rupiah per RT saat
ini telah banyak sekali menjadi solusi bagi jawaban aspirasi masyarakat, terutama
dalam hal infrastruktur. Di bidang pendidikan, dilakukan penguatan sarana dan
prasarana baik bagi sekolah negeri maupun swasta.
Di
bidang kesehatan, selain ditingkatkannya layanan kesehatan di tingkat Puskesmas
hingga Rumah Sakit Umum
Kota Tarakan (yang telah terakreditasi dan melayani pasien BPJS), saat ini Tarakan
telah memperoleh predikat Universal Health Coverage, yang artinya seluruh
masyarakat Kota Tarakan telah terlindungi oleh jaminan kesehatan. Di bidang
pendidikan, sebanyak 4.272 pelajar SD dan SMP, termasuk madrasah di Kota
Tarakan menerima beasiswa, baik beasiswa apresiasi atas prestasi maupun beasiswa
afirmasi/tidak mampu, setiap tahunnya.
Pendidikan gratis pun
terus dilanjutkan, dan pemenuhan kebutuhan ruang kelas baru terus dilanjutkan:
SMPN 7 telah diresmikan, dan saat ini sedang dalam proses pembangunan Gedung
SMPN 11, SMPN 13, dan SMPN 14, dan perluasan bangunan SMP12 dan rehabilitasi
beberapa SD dan SMP yang rusak sedang-berat. Demikian juga halnya dengan
rehabilitasi infrastruktur sekolah yang lain terus berjalan.
Di dalam banyak
kesempatan, Wali Kota menyampaikan bahwa membangun sumber daya manusia melalui
sektor pendidikan dan kesehatan merupakan prioritas di masa pemerintahannya, “investasi
di bidang SDM ini memang akan dinikmati hasilnya tidak dalam waktu singkat,
namun merupakan investasi jangka panjang,” ujarnya. Kendati pun demikian, data
statistik menyebutkan bahwa angka-angka indikator rata-rata lama sekolah dan
usia harapan hidup masyarakat terus meningkat selama tiga tahun terakhir.
Janji untuk pemasangan
sambungan rumah baru terealisasi lebih hingga 139%. Dari target 10 ribu sambungan
gratis, ternyata mampu terpasang sebanyak 13.901 SR baru per Februari 2022.
Secara keseluruhan, saat ini 93% rumah di telah terlayani sambungan PDAM. Di sektor
hulu, pemenuhan air baku juga dipenuhi dengan pembangunan embung baru (Embung
Indulung), Instalasi Pengolahan Air di Embung Bengawan dan Pantai Amal serta
pembuatan reservoar dan long storage.
Pembangunan
infrastruktur publik yang andal diyakini juga memberikan pengaruh besar pada peningkatan
kualitas hidup masyarakat. Konsep smart city yang menjadi pendekatan pembangunan
Kota Tarakan dilakukan dengan strategi bagaimana mengalokasikan seluruh sumber
daya yang dimiliki agar mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
terwujudnya Tarakan Maju dan Sejahtera. Untuk itu, Pemerintah Kota Tarakan
melaksanakan berbagai pembangunan infrastruktur, mulai penataan wisata pantai
amal, kawasan kuliner, pembangunan berbagai sarana olahraga, sentra kawasan
industri, pasar, taman bermain ramah anak, dan beberapa infrastruktur yang
lain, serta diimbangi dengan upaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD), di antaranya melalui terobosan pada pemungutan pajak dan retribusi
daerah melalui skema parkir berlangganan secara elektronik dan optimalisasi
pajak daerahdengan menggandeng pengusaha rumah makan dan hotel.
Dalam rangka menciptakan
iklim investasi yang sehat. Wali Kota sendiri berjanji untuk menyambut dengan
tangan terbuka bagi investor yang hendak berusaha di Kota Tarakan, bahkan ia
telah menyiapkan Mal Pelayanan Publik, yang akan semakin memudahkan masyarakat
dan pelaku usaha untuk mengakses layanan publik, termasuk izin usaha.
Investasi, dipercaya dapat semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kota
Tarakan yang sempat terkontraksi di masa pandemi, namun pada 2021 telah mampu tumbuh
positif.
PERBAIKAN DI INDIKATOR
MAKRO
Secara makro,
keberhasilan pembangunan daerah dapat diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia,
Pertumbuhan Ekonomi, inflasi, Tingkat Kemiskinan dan Tingkat Pengangguran. Kota
Tarakan melalui kepemimpinan dr. Khairul M.Kes dan Effendi Djuprianto di tahun
2021 telah mencatatkan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Tarakan
76,23, meningkat 0,14 poin dibanding tahun 2019 ketika pasangan ini mengawali
masa jabatannya. Capaian IPM kota Tarakan ini tertinggi di Wilayah Kalimantan
Utara, dan lebih tinggi dari rata-rata Provinsi Kalimantan Utara yang mempunyai
IPM sebesar 71,19 dan lebih tinggi dari IPM rata-rata nasional yang sebesar 72,29.
Agregat pembentuk IPM kota Tarakan adalah usia harapan hidup kota Tarakan, di
mana angka harapan hidup di Kota Tarakan adalah 74,04 tahun, Angka rata-rata
lama sekolah 9,98 tahun, dan pengeluaran per kapita 11,201 juta per bulan. Sebagaimana disebutkan, di atas, pertumbuhan ekonomi Tarakan
sempat mengalami kontraksi hingga minus 0,78 persen seiring dengan pandemi
Covid-19 yang melanda bukan hanya secara nasional, melainkan di seluruh dunia.
Berbagai upaya telah dikerahkan, aktivitas perekonomian masyarakat pun tetap
diperbolehkan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Dan seiring dengan
membaiknya aktivitas ekonomi, pertumbuhan ekonomi
Tarakan mencatatkan angka 4,02 persen dengan inflasi angka 2,83%.
Tidak dapat dipungkiri,
bahwa kontraksi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, masih menyisakan banyak
tantangan bagi Pemerintah Kota Tarakan, angka kemiskinan tahun 2021 yang meningkat
0,56 persen dari tahun 2018, selain disebabkan pandemi Covid19 juga krn standar
garis kemiskinan Kota Tarakan meningkat dari Rp 613.593 (thn 2018) menjadi
Rp711.268 (thn 2021). Juga persoalan banjir dan inftastruktur jalan dan
jembatan masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Di sisi lain,
tanda-tanda perbaikan tersebut sudah terlihat dengan angka pengangguran yang tercatat
turun dari 5,94 persen di 2018 menjadi 4,94 persen di tahun 2022. (ttv)
1 Komentar