Mensos Risma Diminta Berinovasi, Bukan Minta Tunarungu Bicara | Tarakan TV
Keterangan Gambar : Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini di Kantor Kementerian Sosial (Kemensos) di Jalan Salemba Raya, Jakarta, Kamis (2/12/2021)
JAKARTA – Aktivis
Tuli, Panji Surya Putra Sahetapy menilai Menteri Sosial (Mensos) Tri
Rismaharini seharusnya tidak meminta
tunarungu untuk berbicara di acara Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2021
pada Rabu (1/12/2021). Menurut Surya, Risma bisa mencari cara lain atau
berinovasi membuat alat khusus dalam rangka memberi pertolongan bagi penyandang
disabilitas yang berada dalam situasi bahaya. “Mungkin ibu Risma harusnya tidak
mengeluarkan statement seperti itu tapi harusnya duduk bersama dengan polisi
untuk mendiskusikan bagaimana caranya membuat aplikasi supaya masyarakat bisa
melindungi diri dengan mudahnya,” kata Surya dalam konferensi pers virtual
Koalisi Organisasi Penyandang Disabilitas Anti Audism, Jumat (3/12/2021).
Surya mencontohkan, pemerintah bisa membuat
aplikasi yang bisa membuat penyandang disabilitas dalam kondisi terdesak
bisa meminta tolong tanpa harus berteriak atau bersuara. Secara khusus, Surya
lebih menekankan soal sistem terkait bantuan kepada penyandang disabilitas.
“Jadi tidak hanya fokus ke manusianya, kita harus memperbaiki orang ini agar
dia bisa bersuara, itu bukan hal yang penting, kalau misalnya sistemnya baik,
diberikan fasilitas yang baik, otomatis ke depannya akan jadi lebih baik juga,”
jelasnya.
Lebih lanjut, Surya menyampaikan, ada perbedaan
antara berbicara dan berteriak. Ia mengatakan banyak cara untuk meminta tolong
selain berbicara. Menurutnya, banyak cara untuk menyelamatkan diri dan
penyandang tuli bisa juga membuat suara dari benda yang ada di sekitarnya.
“Atau mungkin dengan melemparkan barang supaya membuat suara atau dengan
menggebrak meja seperti atau memukul benda apapun yang didekat kita supaya
menghasilkan suara,” ucapnya. Adapun Mensos Risma sempat mengajak para
penyandang disabiltas berbicara dalam acara Hari Disabilitas Internaisonal 2021
yang digelar Rabu (1/12/2021). Hal ini kemudian menuai kritik dari salah satu
peserta yang juga tunarungu dalam di acara tersebut.
Secara terpisah, Risma menjelaskan, tidak memiliki
intensi untuk memaksa para penyandang disabilitas tunarungu berbicara. Mantan
Wali Kota Surabaya ini berharap para penyandang disabilitas tunarungu dapat
mengoptimalkan dan melatih diri untuk bicara minta tolong apabila berada dalam
situasi yang berbahaya. “Untuk apa saya memaksa karena nggak ada gunanya
buat saya. Tapi bahwa saya pengen di saat mereka di kondisi terpepet tadi,
minimal dia bisa minta tolong atau dia bisa berjuang untuk itu, untuk mengamankan
dirinya, karena kasihan sekali,” kata Risma di Kemensos, Jakarta, Kamis
(2/12/2021). Sebab, saat masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, Risma
pernah mendapat cerita, ada seorang tunarungu yang diperkosa dan tidak bisa
berteriak minta tolong.
Selain itu, Politisi PDI Perjuangan ini juga
pernah mendapat kabar seorang penyandang disabilitas tenggelam saat banjir
karena tidak bisa berteriak minta tolong. Maka itu, Risma sangat mengharapkan
para tunarungu bisa membiasakan diri berbicara, sehingga bisa meminta bantuan
saat tengah dalam kesulitan.
“Itulah PR saya yang terus terang menjadi PR saya
bagaimana mereka bisa survive di kondisi apapun, minimal dia bisa minta tolong
atau teriak tolong tolong,” kata dia.
Kirim Komentar