Pemerintah Pusat Perlu Optimalkan APBN ke Perbatasan | Tarakan TV
MALINAU – Memprihatinkan,
begitu yang dilihat Wakil Gubernur Kaltara, Dr Yansen TP, M.Si saat melakukan
monitoring dan evaluasi progress pembangunan di Kecamatan Sungai Boh-Kayan
Selatan pada pekan lalu.
Dalam
perjalanannya, Wagub Yansen melintasi beberapa jembatan darurat yang terbuat
seadanya dari kayu log. Kondisi ini cukup berat dan membahayakan apalagi tak
jarang ditemui jalan berlubang akibat kikisan tanah.
Di
perjalanan itu pula, sejumlah titik lintasan penghubung yang menjadi perhatian
pria yang juga pernah menjadi Bupati Malinau itu. Yaitu, jembatan yang
menghubungkan Sungai Boh dan Kayan Selatan.
Pasalnya,
jembatan tersebut berada tepat di bawah aliran sungai dengan jarak ketinggian
kurang lebih enam meter. Jembatan ini adalah akses satu-satunya orang maupun
barang menuju kecamatan terdekat.
Kondisi
ini cukup memperihatinkan bagi Wagub Yansen. Di mana pada sisi lain pemerintah
menginginkan masyarakat Apau Kayan untuk menanamkan nasionalisme dan menjaga
perbatasan. Akan tetapi akses dukungan infrastruktur tidak maksimal, sehingga
kondisi tersebut tidak bisa dibiarkan.
“Saat
ini saya berada di link jalan perbatasan yang dibangun melalui dana APBN.
Tepatnya di titik Belawan. Kalau kita perhatikan jalan ini, situasi yang wajar
ada di pedalaman. Tetapi kalau kita bicara tentang negara, bicara tentang
perbatasan dengan situasi yang berat, seperti ini tidak dapat dibiarkan,” kata
Wagub Yansen saat menyaksikan langsung perjalanan yang ditempuh.
Sebagai
wakil pemerintah pusat, ia bersama Gubernur Drs Zainal A Paliwang S.H., M.Hum
dalam agenda monevnya melihat seluruh jalur jalan harus segera diperhatikan dan
dibangun bersama.
“Saya
mengharapkan supaya perhatian untuk pembangunan jalan perbatasan ini sungguh-sungguh
diberi sebagai atensi serius. Dalam artian bahwa kalau ini putus maka tidak ada
pilihan lain lagi, akan berhenti (aktivitas masyarakat, red). Darurat kebutuhan
masyarakat perbatasan. Semoga menjadi perhatian kita bersama,” tegas Yansen, di
mana ia harus turun bersama rombongan ke pinggir jalan akibat kendaraan yang
ditumpanginya terendam lumpur.
Wagub
Yansen juga menyempatkan diri menemui Martinus salah satu pelintas asal Long
Nawang yang melakukan perjalanan dari Long Bagun untuk distribusi bahan pokok
ke daerahnya.
Ia
mengungkapkan rasa syukurnya lantaran dapat bertemu langsung dengan Wagub
Yansen. Tanpa canggung, Martinus pun menyampaikan banyak titik yang sulit
dilewati di jalan antar kecamatan ini. Salah satunya jembatan yang sebelumnya
dilewati, dan jalan yang rusak terlebih saat keadaan cuaca hujan.
Karena
itu, ia meminta kepada pemerintah pusat agar mau membantu kepala daerah untuk
memperjuangkan masyarakat perbatasan. “Berusahlah memperjuangkan kami, apalagi
jalannya ini. Kami juga malu dengan harga barang kami yang tinggi. Sebenarnya
harganya murah, tapi biaya angkutnya yang mahal. Kami minta kerja samanya dari
pemerintah pusat baik bapak Wakil Gubernur tolong kerja samanya yang baik
memperjuangkan kami masyarakat perbatasan,” ujar Martinus.
Untuk
waktu perjalanan dari Long Nawang-Long Bagun, Martinus mengatakan jika
perjalanan dimulai pukul 09.00 pagi perkiraan tiba pukul 04.00 subuh. “Itu
kalau jalan kering, kalau sekarang tidak bisa lagi,” ungkapnya.
Untuk
sekali angkut biasanya driver membawa 1,5-1,8 ton barang. Sedangkan untuk biaya
angkut barang biasanya tergantung dari ritase. “Kalau untuk mobil Triton
seperti ini, double cabin sekitar Rp10 juta untuk sekali angkut bukan pulang
pergi,” pungkasnya. (ahy/dkisp)
Kirim Komentar