05 Dec 2024
Kaltara

Polisi Beberkan Detik-Detik Proyektil Peluru Keluar Dari Kamar Brigpol SH

Polisi Beberkan Detik-Detik Proyektil Peluru Keluar Dari Kamar Brigpol SH

TANJUNG SELOR – Kasus kematian pengawal pribadi (walpri) Kapolda Kaltara, Brigpol SH, hingga saat ini masih dilakukan proses penyelidikan. Kabid Humas Polda Kaltara Kombes Pol Budi Rachmat membeberkan detik-detik proyektil peluru keluar dari kamar korban pada saat hari kejadian.

Terdapat dua titik rekaman CCTV di lokasi sekitar rumah dinas Kapolda Kaltara, yakni CCTV di bagian depan dan CCTV bagian samping.

“Rekaman (CCTV) samping memperlihatkan proyektil peluru saat meletus. Itu berada pada rekaman pukul 12 lewat 39 menit 38 detik. Rekaman CCTV itu berbeda durasi waktunya dengan jam riil,” ujar Kombes Pol Budi Rachmat.

Sementara itu pada CCTV bagian depan memperlihatkan aktivitas korban pada hari kejadian, Jumat (23/9/2023). Sebelum ditemukan tewas, korban terpantau CCTV saat masuk ke dalam kamar walpri.

Dalam rekaman CCTV itu terlihat saat penjaga mendatangi kamar korban untuk meminjam sandal, dan terlihat korban masih merespon dari dalam kamar.

“Peristiwanya hari Jumat (23/9/2023) kemarin siang hari, si korban termonitor di CCTV, dia keluar masuk dalam kamar Walpri. Masuk dari penjagaan depan, kemudian si penjaga datang ke kamar korban meminjam sandal, direspon dan masih ada (korban),” terang Kombes Pol Budi Rachmat.

Kabid Humas Polda Kaltara juga menjelaskan, dari hasil rekaman CCTV terlihat Brigpol SH berada di dalam kamar seorang diri.

“Dalam kamar itu hanya seorang diri, si SH itu tanpa ada orang lain lagi. Jelas, jadi akses masuk dari depan, mungkin rekan-rekan sudah pernah melihat TKP, jadi tidak ada seorang pun, hanya almarhum sendiri di dalam kamar kalau menurut rekaman CCTV,” kata dia.

Kombes Pol Budi Rachmat juga menyampaikan, Brigpol SH yang tewas bersimbah darah di dalam kamar pertama kali ditemukan oleh saksi inisial K. Saat itu K berencana memanggil Brigpol SH untuk mengajak makan.

“Jadi yang pertama kali menemukan itu rekan-rekan di komunitas walpri itu sendiri ya. Jadi dari durasi rekaman CCTV jam 12 lewat 39 menit 38 detik dicocokkan dengan si saksi K ini, dia ( saksi inisial K ) memfoto makanan yang dia masak, kan muncul jam (waktu) di foto itu untuk dikirimkan ke si korban. Akhirnya tidak jadi dikirim dan saksi datang ke kamar korban untuk memanggil mengajak makan, dan alangkah kagetnya si korban dalam keadaan berdarah,” terang dia.

Tim dari Biddokes Polda Kaltara yang tiba di lokasi pada hari kejadian, mendapati Brigpol SH sudah dalam kondisi tidak bernyawa dengan posisi terlentang di atas tempat tidur. Sementara itu di dekat jasad Brigpol SH terdapat satu unit senjata api HS-9 miliknya sendiri.

“Dari Biddokes berusaha melakukan upaya penyelamatan, dilihat dari fisik denyut jantung di tangan tidak ditemukan detaj jantung, kemudian di leher, di pupil mata juga tidak ada, sehingga disimpulkan bahwa korban meninggal dunia. Kemudian tim dari Ditreskrimum dan Bidpropam melakukan olah TKP,” ucap Kombes Pol Budi Rachmat.

Menurut Kabid Humas Polda Kaltara, tidak terdengar letusan senjata api di areal kejadian. Dari hasil pemeriksaan saksi juga tidak mendengar adanya letusan senjata api.

” di TKP itu senjata dibungkus, sehingga tidak ada satupun yang mendengar ledakan. Cuma ada rekaman CCTV yang memperlihatkan proyektil keluar dari jendela,” terang dia.

Hingga saat ini polisi belum menemukan proyektil peluru yang meletus dari senpi milik Brigpol SH. Dalam rekaman CCTV, terlihat proyektil peluru tembus dari jendela dan terlempar kea rah atas.

“Untuk proyektil peluru sampai sekrang belum ditemukan, karena ditembakkan dari dalam ruangan tembus keluar jendela ke arah atas,” kata Kabid Humas Polda Kaltara.

Kombes Pol Budi Rachmat juga menyampaikan terkait SOP membersihkan senjata api. Menurut dia, tidak ada waktu tertentu untuk membersihkan senjata api. Hal itu bergantung dari si pemilik senpi itu sendiri.

“Membersihkan (senjata) itu boleh kapan saja, dan mereka sudah terlatih, sudah tau SOP cara membersihkan senjata seperti apa, mereka sudah terlatih dan sudah bisa, apalagi ini orang-orang terlatih dari brimob. Tapi orang terlatih pun dalam kondisi capek bisa saja dia lalai,” ucapnya.

Hingga saat ini polisi masih menetapkan penyebab kematian Brigpol SH akibat kelalaian saat membersihkan senjata api. Dari kejadian ini polisi sudah memeriksa total 14 orang saksi.

“Jadi sampai detik ini belum ada peristiwa tindak pidana, tapi ini masih panjang prosesnya, masih bisa berkembang proses penyelidikan. Ada barang bukti juga yang masih belum diperiksa di Labfor, itu yang kita tunggu,” tukas Kombes Pol Budi Rachmat. (fir)

Kirim Komentar