Polisi Beberkan Detik-Detik Proyektil Peluru Keluar Dari Kamar Brigpol SH
TANJUNG
SELOR – Kasus kematian pengawal pribadi (walpri) Kapolda Kaltara, Brigpol SH, hingga
saat ini masih dilakukan proses penyelidikan. Kabid Humas Polda Kaltara Kombes
Pol Budi Rachmat membeberkan detik-detik proyektil peluru keluar dari kamar
korban pada saat hari kejadian.
Terdapat
dua titik rekaman CCTV di lokasi sekitar rumah dinas Kapolda Kaltara, yakni
CCTV di bagian depan dan CCTV bagian samping.
“Rekaman
(CCTV) samping memperlihatkan proyektil peluru saat meletus. Itu berada pada
rekaman pukul 12 lewat 39 menit 38 detik. Rekaman CCTV itu berbeda durasi
waktunya dengan jam riil,” ujar Kombes Pol Budi Rachmat.
Sementara
itu pada CCTV bagian depan memperlihatkan aktivitas korban pada hari kejadian,
Jumat (23/9/2023). Sebelum ditemukan tewas, korban terpantau CCTV saat masuk ke
dalam kamar walpri.
Dalam
rekaman CCTV itu terlihat saat penjaga mendatangi kamar korban untuk meminjam
sandal, dan terlihat korban masih merespon dari dalam kamar.
“Peristiwanya
hari Jumat (23/9/2023) kemarin siang hari, si korban termonitor di CCTV, dia
keluar masuk dalam kamar Walpri. Masuk dari penjagaan depan, kemudian si
penjaga datang ke kamar korban meminjam sandal, direspon dan masih ada (korban),”
terang Kombes Pol Budi Rachmat.
Kabid
Humas Polda Kaltara juga menjelaskan, dari hasil rekaman CCTV terlihat Brigpol
SH berada di dalam kamar seorang diri.
“Dalam
kamar itu hanya seorang diri, si SH itu tanpa ada orang lain lagi. Jelas, jadi
akses masuk dari depan, mungkin rekan-rekan sudah pernah melihat TKP, jadi
tidak ada seorang pun, hanya almarhum sendiri di dalam kamar kalau menurut
rekaman CCTV,” kata dia.
Kombes
Pol Budi Rachmat juga menyampaikan, Brigpol SH yang tewas bersimbah darah di
dalam kamar pertama kali ditemukan oleh saksi inisial K. Saat itu K berencana
memanggil Brigpol SH untuk mengajak makan.
“Jadi
yang pertama kali menemukan itu rekan-rekan di komunitas walpri itu sendiri ya.
Jadi dari durasi rekaman CCTV jam 12 lewat 39 menit 38 detik dicocokkan dengan
si saksi K ini, dia ( saksi inisial K ) memfoto makanan yang dia masak, kan
muncul jam (waktu) di foto itu untuk dikirimkan ke si korban. Akhirnya tidak
jadi dikirim dan saksi datang ke kamar korban untuk memanggil mengajak makan,
dan alangkah kagetnya si korban dalam keadaan berdarah,” terang dia.
Tim
dari Biddokes Polda Kaltara yang tiba di lokasi pada hari kejadian, mendapati
Brigpol SH sudah dalam kondisi tidak bernyawa dengan posisi terlentang di atas
tempat tidur. Sementara itu di dekat jasad Brigpol SH terdapat satu unit
senjata api HS-9 miliknya sendiri.
“Dari
Biddokes berusaha melakukan upaya penyelamatan, dilihat dari fisik denyut
jantung di tangan tidak ditemukan detaj jantung, kemudian di leher, di pupil
mata juga tidak ada, sehingga disimpulkan bahwa korban meninggal dunia.
Kemudian tim dari Ditreskrimum dan Bidpropam melakukan olah TKP,” ucap Kombes
Pol Budi Rachmat.
Menurut
Kabid Humas Polda Kaltara, tidak terdengar letusan senjata api di areal kejadian.
Dari hasil pemeriksaan saksi juga tidak mendengar adanya letusan senjata api.
” di
TKP itu senjata dibungkus, sehingga tidak ada satupun yang mendengar ledakan.
Cuma ada rekaman CCTV yang memperlihatkan proyektil keluar dari jendela,”
terang dia.
Hingga
saat ini polisi belum menemukan proyektil peluru yang meletus dari senpi milik
Brigpol SH. Dalam rekaman CCTV, terlihat proyektil peluru tembus dari jendela
dan terlempar kea rah atas.
“Untuk
proyektil peluru sampai sekrang belum ditemukan, karena ditembakkan dari dalam
ruangan tembus keluar jendela ke arah atas,” kata Kabid Humas Polda Kaltara.
Kombes
Pol Budi Rachmat juga menyampaikan terkait SOP membersihkan senjata api.
Menurut dia, tidak ada waktu tertentu untuk membersihkan senjata api. Hal itu
bergantung dari si pemilik senpi itu sendiri.
“Membersihkan
(senjata) itu boleh kapan saja, dan mereka sudah terlatih, sudah tau SOP cara
membersihkan senjata seperti apa, mereka sudah terlatih dan sudah bisa, apalagi
ini orang-orang terlatih dari brimob. Tapi orang terlatih pun dalam kondisi
capek bisa saja dia lalai,” ucapnya.
Hingga
saat ini polisi masih menetapkan penyebab kematian Brigpol SH akibat kelalaian
saat membersihkan senjata api. Dari kejadian ini polisi sudah memeriksa total
14 orang saksi.
“Jadi
sampai detik ini belum ada peristiwa tindak pidana, tapi ini masih panjang
prosesnya, masih bisa berkembang proses penyelidikan. Ada barang bukti juga
yang masih belum diperiksa di Labfor, itu yang kita tunggu,” tukas Kombes Pol
Budi Rachmat. (fir)
Kirim Komentar